“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu…” (QS. al-Baqarah: 216) “… Boleh jadi kamu membenci ‘sesuatu’…” Kata ‘sesuatu’ berbentuk nakirah (indefinitif) dalam kalimat positif, sehingga maknanya mutlak. Jadi “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu” yakni segala sesuatu, baik itu peperangan atau apa? Atau selainnya. “…padahal ia amat baik bagimu…”
Jadikanlah ini sebagai pedoman dalam hidupmu, wahai hamba Allah! Karena manusia dengan kebodohannya dan keterbatasan pandangannya, membenci banyak hal. Lalu setelah beberapa tahun tersingkap baginya apa? Atau bahkan setelah beberapa waktu, tidak harus sampai beberapa tahun, bahwa apa yang dulu dia benci itu ternyata baik baginya.
Sebaliknya terkadang dia menyukai sesuatu dan berharap bisa mendapatkannya, lalu setelah beberapa waktu, tersingkap baginya bahwa itu buruk baginya. “Lalu bila kamu tidak menyukai mereka…” Ayat ini membahas tentang suami yang membenci istrinya “…maka bisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. an-Nisa: 19)
Dan termasuk dari kebaikan yang banyak itu adalah anak yang saleh, sebagaimana yang dikatakan para ulama. Jadi timbangannya bukan tergantung pada ketidaksukaanmu, tapi timbangannya adalah pada apa, wahai saudara-saudara?
Pada pengaturan dan ketetapan Tuhan kita, subhanahu wa bihamdihi. Semua yang dibagi dan ditetapkan oleh Allah bagi hamba-Nya, maka itu adalah yang terbaik baginya.
“Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: Kami beriman kepada ayat-ayat itu…” Mengapa? Karena “…semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” (QS. Ali Imran: 7) Karena itu dari sisi Tuhan kami, maka kami patuh sepenuhnya, baik itu kami mengetahui hikmahnya maupun tidak. Sebab itu berasal dari Tuhan kami. Dan Allah Ta’ala tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tapi para makhluk-Nya yang akan ditanya.
====
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا النَّكِرَةُ فِي سِيَاقِ إِثْبَاتِ الْمُطْلَقَةِ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا أَيَّ شَيْءٍ سَوَاءٌ قِتَالًا أَوْ مَاذَا؟ أَوْ غَيْرَهُ وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
وَاعْتَبِرْ هَذَا الْمِعْيَارَ فِي حَيَاتِكَ يَا عَبْدَ اللهِ فَإِنَّ الْإِنْسَانَ بِحُكْمِ جَهْلِهِ وَقَصْرِ نَظَرِهِ يَكْرَهُ أَشْيَاءَ ثُمَّ بَعْدَ سِنِينَ يَتَبَيَّنُ لَهُ مَاذَا؟ أَوْ بَعْدَ حِينٍ حَتَّى مَا هُوَ لَازِمٌ سِنِيْنَ أَنَّ هَذَا الَّذِي كَرِهَهُ كَانَ خَيْرًا لَهُ
وَقَدْ يُحِبُّ شَيْئًا وَيَتَمَنَّى حُصُولَهُ ثُمَّ يَتَبَيَّنُهُ بَعْدَ حِينٍ أَنَّهُ نَعَمْ كَانَ شَرٌّ لَهُ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ وَهَذَا فِي الرَّجُلِ يَكْرَهُ الْمَرْأَةَ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
وَمِنَ الْخَيْرِ الْكَثِيرِ الْوَلَدُ الصَّالِحُ كَمَا قَالَ أَهْلُ الْعِلْمِ فَالْمِعْيَارُ لَيْسَ فِي كُرْهِكَ وَإِنَّمَا الْمِعْيَارُ فِي مَاذَا يَا إِخْوَانُ؟
فِي تَدْبِيْرِ رَبِّنَا وَتَقْدِيرِهِ سُبْحَانَهُ وَبِحَمْدِهِ فَمَا قَسَمَهُ لِعَبْدِهِ وَقَضَاهُ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ
وَالرَّاشِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ لِمَاذَا؟
كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا إِذْ كَانَ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا فَعَلَى الْعَيْنِ وَالرَّأْسِ عَقَلْنَا حِكْمَتَهُ أَوْ لَمْ نَعْقِلْ إِذْ هُوَ مِنْ رَبِّنَا وَهُوَ تَعَالَى لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ